Bab 6270
Tanpa pikir panjang, mata Kartier Failes menyala-nyala.
Dia menahan amarahnya sambil mengangkat gelasnya dan menatap orang-orang di sekitarnya.
“Ini pertama kalinya Nona Journi punya pacar!
“Ini berarti Harvey adalah pangeran kita!
“Ayo! Mari bersulang untuk sang pangeran!
“Kami tidak akan meninggalkan tempat ini sampai kami mabuk!”
Yang lain tidak mengerti mengapa Kartier mengalami perubahan sikap yang begitu besar, tetapi mereka semua mengikuti dan bersulang dengan Harvey.
Harvey menunjukkan tatapan tenang tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Journi pergi ke sisi Harvey sambil tersenyum tipis.
“Sepertinya tidak akan mudah menjadi pacarku…” katanya sambil bersandar di samping telinga Harvey.
“Aku yakin mereka akan membuatmu cukup mabuk sehingga mereka bisa mempermalukanmu…”
Harvey menatap wanita di sampingnya, yang tersenyum aneh.
“Sayangku…
“Apa kau tidak takut terjadi sesuatu di antara kita jika aku menggunakan itu sebagai alasan?”
“Kamu…
“Kamu tidak tahu malu!”
Wajah Journi berubah menjadi merah padam.
“Cepat! Minum dengan pria ini! Aku ingin melihat apakah pacarku bisa menahan minuman kerasnya!”
Kartier dan yang lainnya terpacu adrenalinnya, siap untuk memaksa Harvey minum.
Karena Harvey tidak punya alasan untuk tidak minum, dia tidak punya pilihan selain mengikutinya sambil tertawa kecil.
Kemudian, sebuah pemikiran muncul di benak Harvey.
Apakah membuat dia mabuk adalah satu-satunya rencana yang dimiliki orang-orang ini…?
Beberapa jam kemudian, langit menjadi gelap gulita.
Kepala Harvey bergoyang-goyang ketika dia menuju ke kamar yang telah disediakan untuknya.
Setelah minum-minum dengan Kartier dan yang lainnya, alkohol akhirnya mulai menguasai dirinya.
Namun sekali lagi, itu juga tidak cukup untuk membuatnya mabuk.
Setelah minuman terakhir mereka, Kartier dan yang lainnya mulai memanggilnya dengan sebutan saudara. Harvey tidak terlalu memikirkan situasi tersebut.
Bip!
Harvey membuka kunci pintu dengan kartu kunci ketika matanya sedikit berbinar. Dia bisa mencium aroma samar-samar yang tercium di dalam ruangan.
Aroma itu mirip dengan apa yang dikenakan Journi tapi dengan sedikit perbedaan.
Harvey menyipitkan mata ke dalam kamar ketika semua tirai disingkap, dan lampu dimatikan. Hanya kerlip cahaya lilin yang terlihat samar-samar.
Seorang wanita terbaring di tempat tidur dengan baju tidurnya.
Harvey mengerutkan bibirnya sebelum diam-diam meletakkan ponselnya di sudut langit-langit sambil merekam dalam mode malam.
Harvey mencoba meraih sakelar lampu setelah itu.
Tapi sebelum dia bisa, wanita di atas tempat tidur itu tersenyum ketika dia berbicara.
“Itu sangat tidak menyenangkan, Harvey.
“Tidak ada ketegangan dengan lampu menyala, kau tahu?”
Harvey mengerutkan kening sebelum kelopak matanya mulai terasa berat.
“Siapa kamu? Kenapa kamu ada di kamarku ….?” tanyanya pelan.
“Siapa aku? Saya adalah pacar sementara Anda-Journi!”
Wanita itu tampak sedikit licik.
“Wajar jika aku datang menemuimu, kan?”
